Rabu, 09 November 2011

Dampak Resuffle Kabinet dan gempa Nusa Dua

Pada Kamis 13 Oktober 2011 Bali diguncang gempa,tidak tanggung-tanggung, Pulau Dewata itu diguncang dua kali gempa cukup besar. Pertama, gempa sebesar 6,8 Skala Richter pada pukul 11.16 WITA. Dan disusul dengan kekuatan yang lebih rendah yaitu 5,6 Skala Richter. Meskipun gempa yang terjadi sangat besar tetapi tidak menimbulkan tsunami. Selain itu,gempa tersebut tidak berdampak besar bagi dunia bisnis di Indonesia salah satunya adalah bisnis pariwisata.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, I Gusti Ngurah Putra, Jumat, (14/10).

Gempa juga tidak mengakibatkan penundaan jadwal penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh General Manager PT. Angkasa Pura I Ngurah Rai Purwanto. Tidak ada penundaan yang berarti. Hanya saja sempat ditunda beberapa menit, karena petugas bandara harus mengumpulkan kembali calon penumpang yang berhamburan karena panic.

Meski sempat terjadi kepanikan calon penumpang dan petugas bandara, situasi di area bandara berjalan normal. Akibat gempa tersebut sejumlah fasilitas Bandara Ngurah Rai juga mengalami kerusakan kecil di 40 titik. Begitu juga dengan beberapa hotel-hotel di Bali, para wisatawan tetap tinggal dan tidak terganggu. Pemerintah segera melakukan tindakan perbaikan terhadap beberapa gedung yang mengalami kerusakan.

Sementara itu, Dampak Reshuffle Kabinet oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dunia usaha tidak terganggu atas gonjang ganjing yang terjadi dalam reshuffle Kabinet IndonesiaBersatu Jilid II. Dampak yang terjadi bagi para pengusaha dan pebisnis masih minimal.

Gonjang-ganjing politik belakangan ini tidak terlalu besar dampaknya bagi pengusaha. Belajar dari krisis tahun 2008 maka dampak itu makin terminimalkan, ada krisis finansial dan Eropa, kegaduhan tinggi di parlemen, terkait ancaman parpol tidak mengganggu dunia usaha. Gangguan dunia usaha baru hadir ketika lahir regulasi yang seringkali menganggu kestabilan and ikut kemapanan dunia usaha untuk melakukan ekspansi bisnisnya.

Soal bunga perbankan, soal klasik, menyangkut infrastruktur, political will terkait energi kita, mengapa jika saja pemerintah mau membela kepentingan industri nasional kalau politik negara industri keramik kita tidak perlu tertatih-tatih.

dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar

 
Siputrasite Copyright © 2009 Blogger Template Designed by siputrasite originality